Senin, 05 Desember 2016

Umisbah (Umat Islam dan Lebah)

Lebah, kalian tahu lebah? Lebah adalah serangga yang sering kali dikaitkan dengan madu. Bahkan ketika kita membeli madu dalam kemasan, baik dalam bentuk sachet, botol, terkadang tidak luput ada lebah yang eksis di kemasan tersebut. Yaa! bagaimana pun juga lebah adalah salah satu serangga yang mengolah madu. Tapi untuk saat ini saya tidak akan menjelaskan bagaimana cara Lebah membuat madu, melainkan menjelaskan kehidupan lebah itu sendiri. Saya jadi ingat ketika ustad saya berkata, "terkadang sifat umat Islam bisa kita analogikan dengan kehidupan lebah..." Paparan pak ustad yang bernama (yth.) Hamzah.
Beliau menekankan bahwa lebah merupakan salah satu dari bermilyar-milyaran Jenis hewan di bumi yang menyukai tempat bersih. Hal tersebut bisa dibuktikan keberadaannya yang selalu terlihat di kebun berbunga. Dikatakan juga bahwa ciri rumah yang bersih salah satunya adalah keberadaan sarang lebah di langit-langit rumah tersebut. Lalu bagaimana dengan umat islam? Seperti yang kita ketahui, Allah SWT menyukai kebersihan dan keindahan. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda "kebersihan sebagian dari iman" HR. Bukhari & Muslim. Melalui  dalil tersebut dapat disimpulkan bahwa keharusan umat Islam dalam menjaga kebersihan. Bukankah hal tersebut terdapat kemiripan dengan lebah yang hidup di tempat bersih lantaran perintah ratunya?.
Selanjutnya yang dipaparkan beliau dari segi manfaatnya. Baiklah sepertinya saya akan sedikit mengulas kaitannya antara Lebah dengan madu. Madu yang kita santap pada awalnya berasal dari bunga. Hal itu bermula dari lebah yang hinggap di atas mahkota bunga dan mengambil sari madu dengan nektarnya dan mengambil sari madu tanpa permisi. Apakah itu merugikan bunga yang dihinggapinya? Tentu saja tidak, bukankah di pelajaran biologi kita sudah mengetahui bahwa interaksi antara bunga dan lebah adalah simbiosis mutualisme? Lebah di sana tidak hanya mengambil madunya, tapi juga berperan dalam penyerbukan bunga yang dihinggapinya, alhasil terjadi fertilisasi dan berkembang biak secara generatif. Paparan tersebut menjelaskan keberadaan lebah yang memberi manfaat tanpa merusak sumber daya yang diambilnya. Lebah mendapatkan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia, dan bunga yang dihinggapinya mendapat manfaat yang jauh lebih penting. Lalu bagaimana dengan umat Islam?, Menurut Qs. Al-Baqarah (2) : 30, Allah SWT ingin menjadikan kita khalifah di muka bumi, dalam arti kita diberi amanah untuk mengelola bumi dengan sebaik-baiknya, tanpa harus merusak dan mengeksploitasi secara berlebihan. Karna, apalah arti dari sebuah kebahagiaan dalam mengelola alam, selain memberi manfaat satu sama lain? Apalah arti prioritas sejati dalam mengelola bumi, selain ridho ilahi? Sudah seharusnya bagi umat Islam untuk mengelola alam dengan sebaik-baiknya tanpa merusaknya, lebih baik lagi jika kita memberikan timbal balik yang positif bagi sumberdaya alam yang kita manfaatkan. Namun jangan lupa, sumberdaya yang kita kelola, harus bermanfaat bagi manusia yang lainnya, Seperti halnya lebah yang menghasilkan madu demi kepentingan kita semua.
Terakhir, inilah yang paling menarik disampaikan beliau. Pernahkah anda 'disuntik' lebah? Ingat, saya yakin hal tersebut bermula dari kesalahan anda. Seperti apa? Yaa katakan saja mengganggu Lebah yang berlalu-lalang di dekat anda, seperti mengusirnya menggunakan tangan. Ketika lebah tersebut merasa terancam, dia tidak akan kabur, apalagi pura-pura mati. Yaa,,! Dia melawan anda sendirian. Lebih parah lagi ketika anda mengganggu sarang lebah. Sudah dipastikan anda akan dikejar habis-habisan oleh segerombol lebah yang berada di sarang yang anda ganggu. Tentunya mereka tidak akan puas sampai anda terkena 'suntikannya', kecuali jika anda pandai bersembunyi ataupun menyelam ke kolam. Lalu, bagaimana dengan umat Islam? Baru-baru ini kita telah melewati peristiwa bersejarah, yaitu aksi 411 dan 212. Hal tersebut tercatat sebagai aksi dengan jumlah peserta terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Tercatat mencapai 2,5 juta peserta aksi pada 411, dan 7 juta peserta aksi pada 212. Lalu, apa yang menyebabkan umat islam berbondong-bondong turun aksi dengan jumlah peserta yang dikerahkan luar biasa dahsyatnya? Jawabannya sederhana, kitab suci Al-qur'an telah diganggu menggunakan lisan yang benar-benar tidak dapat ditoleransi. Pada awalnya seluruh umat Islam hidup biasa saja dan toleransi tanpa mengganggu kehidupan orang lain, namun ketika terdengar bahwa kitab suci Al-qur'an telah dilecehkan, seluruh umat islam bersatu, tak perduli dengan harta dan tenaga. Persatuannya membuat musuh takut sekaligus takjub, Gemanya membuat seluruh jagat menunduk dan merinding, dan berbicara soal aksi 411 maupun 212, seperti halnya lebah, umat Islam turun aksi tanpa merusak sedikit pun fasilitas, tanpa meninggalkan sedikit pun sampah dan kotoran yang ditinggalkan. Karna sejatinya umat Islam ialah tidak merusak, mencintai kebersihan, dan memiliki persatuan yang tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar